Lapenkop Jatim Ingatkan Pentingnya RK dan RAPBK Adaptif Terhadap Krisis
LAPENKOP JATIM, Artikel – Lapenkop wilayah Jawa Timur pada program Online Class Sunday Training batch 3 edisi minggu, 28 Februari 2021 mengambil tema yang selama ini jarang diperhatikan yaitu menyusun RK dan RAPBK yang baik dan adaptif dalam situasi krisis (pandemi) yang dihadiri berbagai unsur dari penggiat koperasi, aktifis koperasi, praktisi ekonomi, pengambil kebijakan, dan akademisi dari beberapa Provinsi.
Acara dipandu oleh MC ibu Devi Nur Afifah dan Maikal Azhar dengan Narasumber Drs. Priyanto Budi Santoso seorang pakar koperasi dan praktisi koperasi dan Moh Soleh Konsultan Koperasi ini berlangsung dari pukul 13.00 – 17.15 WIB.
Dalam pengantarnya Kepala Lapenkop Wilayah Jawa Timur sekaligus Tuan Rumah Sunday Training menyampaikan bahwa selama ini RK dan RAPBK bagi gerakan koperasi masih dianggap tidak begitu krusial, sehingga ketika menyusunnya setiap tahun hanya memodifikasi dari tahun sebelum tanpa menggunakan ukuran pencapaian yang jelas.
Selain itu, RK dan RAPBK dalam rapat anggota kurang terbahas dengan baik karena dianggap kurang “seksi” untuk dibahas secara mendalam.
Menurutnya, RK dan RAPBK harusnya menjadi breakdown dari rencana jangka menengah dan panjang koperasi bagaimana koperasi ini akan mencapai setahap demi setahap tujuan dari koperasi, sehingga dapat menjadi milestone pencapaian koperasi dalam setiap tahunnya, setiap tahun harus bergerak maju, bukan setiap tahun maju mundur tak jelas mau kemana.
Melalui RK dan RAPBK merupakan panduan pengurus menjalankan roda koperasi baik dari sisi organisasi, usaha, keuangan, di situlah pengurus harus mampu menerjemahkan aspirasi anggota dan memastikan setiap tahunnya koperasi berjalan maju mencapai visinya.
“Seharusnya anggota koperasi harus menekan pengurus agar mampu menjalankan amanah sesuai target-target yang telah ditetapkan, oleh karena itu jangan kasih kendor RK dan RAPBK.” Tegas Faishol.
Menurutnya, kalau pertanggung jawaban pengurus dan pengawas itu lebih membahas apa yang telah terjadi, sedangkan RK dan RAPBK itu bicara masa depan, masa depan itu lebih krusial untuk dibahas apalagi di saat pandemi seperti ini.
Narasumber pertama Priyanto Budi Santoso yang juga merupakan sekretaris Dekopinda Kota Malang dalam materinya menyampaikan bahwa pandemi ini telah mengakibatkan permodalan koperasi stagnan bahkan menurun, begitu juga penjualan dan produksi menjadi sangat berat.
Oleh karena itu, koperasi harus benar-benar mempunyai strategi khusus yang diterjemahkan dengan menyusun rencana kerja yang tepat, efektif, produktif dan inovatif.
Pria yang akrab disebut pak Pri ini menegaskan agar Pengurus dan manajemen memandang perencanaan koperasi tidak boleh lebih hanya sekadar pemenuhan syarat administratif dalam rapat anggota.
“RK itu sangat strategis sebagai pedoman operasional bagi pengurus guna mengelola koperasi dalam konteks jangka pendek (taktis) maupun jangka panjang (strategis). tidak boleh pengurus menganggap RK dan RAPBK dokumen yang gugur wajib asal sudah ada saja, apalagi pandemi begini.” Tandas pak Pri.
Dalam paparannya, RK yang adaptif terhadap krisis khususnya pandemi ini ada 5 hal yang perlu diperhatikan oleh koperasi, yaitu: 1. Koperasi tidak boleh menjalankan program kerja hanya rutinitas belaka, tetapi mengedepenkan kreatifitas, 2. Mendorong tumbuhnya inovasi dari SDM koperasi dan menciptakan iklim kondusif sehingga progran kerja output dan outcome tercapai dengan lebih baik, praktis, efektif, dan efisien, 3. Adaptasi teknologi informasi yang mendesak untuk dilakukan, 4. Menyusun SOP pelayanan koperasi dalam situasi pandemi, dan 5. Pengawasan koperasi yang lebih diperketat agar semua tetap berjalan dalam koridornya.
Dalam materi yang kedua, Moh Soleh memaparkan tentang RAPBK yang adaptif dalam situasi pandemi. Menurutnya ilmu mengenai anggaran ini sangat penting untuk dipelajari semua komponen dalam koperasi. ada beberapa tujuan dalam manajemen anggaran yang baik, yaitu Mendorong Pengawas, Pengurus Dan Pengelola membuat rencana kerja yang baik, antara lain sebagai sebagai tolak ukur evaluasi kinerja Pengelola Koperasi, meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar Pengelola, membantu pengambilan keputusan Manajemen dan sebagai dasar penilaian prestasi pengelola Koperasi.
“Siklus penganggaran itu terdiri dari 3 fase, tahap penyusunan, penggunaan dan pengendalian. Didalam ketiga tahap tersebut prinsip adaptasi terhadap krisis khususnya pandemi ini harus dimasukkan. Misalnya yang selama ini tidak sistem IT atau penjualan online bisa sudah mendesak untuk dilakukan, pengadaan internet yang di kantor dan pemenuhan kebutuhan protokol kesehatan juga perlu dipersiapkan.” Demikian penegasan pelatih senior Lapenkop ini.
Lebih jauh ia menjelaskan dalam RAPBK pengurus harusnya dapat memproyeksikan clashflow nya dengan baik, proyeksi PHU dan proyeksi neraca yang baik. Dengan begitu koperasi dapat merespon kondisi yang tidak menentu dengan kesiapan yang bagus.
Diskusi semakin seru dan produktif ketika semua peserta saling memberikan bertanya, pendapat dan membagikan pengalaman baiknya dalam diskusi kelompok. Peserta bersama-sama mengidentifikasi hal yang perlu diperbaiki dalam menyusun dana melaksanakan RK dan RAPBK, apa yang prioritas diadaptasi oleh koperasi RK dan RAPBK-nya sampai dengan bagaimana agar para pengurus dan pengelola koperasi kedepan semakin memperhatikan dengan sungguh-sungguh cara penyusunan RK dan RAPBK khususnya yang adaptif terhadap krisis pandemi seperti ini.
Dalam kata penutupnya Tuan rumah Sunday Training menyampaikan bahwa koperasi memang tidak pernah tahu kapan krisis terjadi, tetapi koperasi harus mampu mempersiapkan diri yang optimal dalam mengantisipasi berbagai krisis yang terjadi. Ia juga menyampaikan bahwa Sunday Training edisi Maret akan mengambil tema Wajah baru koperasi, Transformasi mindset dan mental, bisnis, governance dan digital.
Silahkan bagi yang bergabung dalam event ini dapat menghubungi panitia untuk mendapatkan penawaran menarik via WA 62 815-1599-9163 sedangkan link pendaftarannya di bit.ly/trainingsunday. [Hus]